Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Post Icon

Resensi Buku Tausiyah Cinta

Ketika Cinta Mengurai Makna

Judul: Tausiyah Cinta
Penulis: @tausiyahku
Penerbit: Qultum Media
Terbitan: Pertama, Oktober 2013
Tebal: 168 halaman
ISBN: 979-017-264-8
 
Kita masih berada pada dimensi yang sama. Mencoba mengurai makna akan hakikat cinta yang sesungguhnya. Sudah kau temukankah ‘dia’ dalam perjalanan panjangmu? Jika belum bersabarlah..
Mungkin ada sisi pada dirimu yang masih harus kau perbaiki sebelum ‘dia’ datang. Berprasangka baiklah padaNya. Karena skenario yang telah Dia buat sungguh indah. :)
Setiap orang akan bertemu dengan jodohnya, kalaupun tidak bertemu di dunia, semoga di jannahNya. Begitu kiranya yang sering kita dengar. Akan tetapi, sudahkah kita pikirkan bagaimana seharusnya kita menjemput jodoh?

Hanya ada dua jalan yang Allah sediakan, jalan taat atau jalan yang tidak Allah ridhoi. Dewasa ini, seringkali kita melihat, orang-orang lebih memilih jalan pacaran untuk menemukan labuhan cintanya. Sebagian mungkin ada yang berakhir di pelaminan. Namun, tak sedikit pula yang berakhir pada kata ‘putus’ yang menyebabkan dia nya galau. Duhh.. Mari kita lihat kembali, bagaimana Allah menjelaskan firman-Nya,

“.. Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik..” (QS. An Nur : 26)

Sudah jelas bukan? :)
Jadi, untuk menjemput jodoh pun harus dengan cara yang ma’ruf. Bukan dengan jalan pacaran yang sudah jelas itu mendekati zina.

Cinta selalu lebih indah, tatkala perjalanan yang dilalui berlandaskan cinta karena-Nya. Dia, Sang Pemilik Cinta yang sejati. Yang memberi kekuatan pada setiap diri, untuk melihat wajah-wajah para pecinta-Nya.

Cinta bukan pengorbanan, karena ia ada untuk diperjuangkan. Melalui cinta yang halal, membawa kita menuju jannahNya yang tak pernah bisa kita bayangkan, betapa indah kehidupan di sana.

Janganlah sekali-kali jatuh pada cinta, karena hanya sakit yang dirasa. Tapi berusahalah untuk bangun cinta dalam mahligai taat. Agar tekadmu diperkuat, untuk menuju nikmat yang bukan hanya sesaat. :)

Cinta adalah gerbang yang disediakan Allah bagi manusia untuk bisa mengenal titah Tuhan-Nya. Melalui ikatan suci pernikahan, Allah hadirkan keindahan dan kasih sayang-Nya yang berlimpah. Segala yang haram, kini menjadi halal tatkala perjanjian yang berat itu telah dilakukan. Subhanallah…
Lantas, kenapa masih meragu untuk menikah?

Al-Hubbu fillah wa lillah – cinta karena Allah dan di jalan Allah, Jenis cinta ini merupakan syarat dari Kecintaan kepada apa yang dicintai oleh Allah (mahabbatu ma yuhibbullah). Mencintai apa yang dicintai Allah tidak akan lurus kecuali jika ia mencintai karena Allah dan di jalan Allah.
Secara fitrah, hati cenderung mencintai Dia yang memberi nikmat dan mencintai Dia yang berjasa kepadanya. Makanya, kita wajib mendahulukan cinta kepada Allah, karena semua kebaikan dan kenikmatan yang kita rasakan berasal dari Allah semata. “Dan apa saja nikmat yang ada padamu maka dari Allah-lah (datangnya).” (QS. An-Nahl: 53)

Jodoh, rezeki, dan kematian telah ditentukan oleh Allah, bahkan sebelum kita lahir ke dunia. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan Allah dan jangan terlalu sibuk mencari jodoh. Lebih baik kita memantaskan diri. Perbaiki keburukan kita, tutupi kekurangan kita dengan kebaikan. Di jalan dakwah, kita berharap menemukan cinta yang mampu membawa kita sampai ke surga-Nya. Mencari pasangan hidup tidak selamanya sulit. Salah satu caranya adalah dengan menyibukkan diri bersilaturahmi, memperkuat ukhuwah. Tidak perlu lagi banyak merangkai kata, menjalin cinta dengan banyak dusta. Percuma.

Setiap manusia terlahir dari seorang perempuan, kecuali Nabi Adam dan istrinya, Hawa. Perempuan adalah makhluk yang sangat unik. Mereka berbeda dan memiliki keistimewaan tersendiri. Islam memandang perempuan sebagai makhluk yang mulia dan harus dimuliakan, bahkan Allah menurunkan satu surat khusus di dalam Al-Qur`an tentang perempuan, Surat An-Nisa`. Rasulullah juga mengajarkan bahwa yang harus kita cintai setelah Allah dan Rasulullah adalah ibu, ibu, dan ibu, baru kemudian Ayah. Itu adalah penghargaan yang sangat tinggi yang diberikan Islam kepada kaum hawa. Tapi, tahu nggak, perempuan ternyata sering dijadikan senjata oleh setan? Setan menggunakan mereka untuk meluluhkan kehebatan iman seorang laki-laki. Salah satu jalan setan untuk merasuk ke dalam dada seorang lakilaki memang melalui perempuan. Konon, setan mengaku kepada Nabi Musa as bahwa jalan utamanya untuk masuk dan memperdaya manusia ada tiga, yaitu ketika shalat, ketika marah, dan melalui wanita.

Nggak akanada ujian yang sia-sia. Karena, dari kesabaran dalam menghadapi ujian tersebut, Allah menghadiahkan surga bagi orang-orang yang bersyukur. “Surga ‘Adn yang
mereka masuki bersama orang-orang saleh dari bapak-bapak mereka, istri-istrinya, dan anak-cucunya, sementara malaikat-malaikat masuk ke tempat mereka dari semua pintu, sambil mengucapkan, ‘salamun ‘alaikum bima shabartum, keselamatan atas kalian karena kesabaran kalian.’ Maka, alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d: 23-24)

Mudah-mudahan banyak pelajaran yang kita dapatkan dalam perjalanan cinta. Mencintai sesuatu berarti mengabdikan diri sebagai hamba-Nya. Pasti Allah akan murka jika kita menjadi hamba selain-Nya.

Begitu menyejukkan buku ini bertutur tentang Cinta yang sebenarnya, di jalan cahaya-Nya. Membaca buku ini seperti sedang menelusuri jalan Cinta dengan segala kejutan akan kebaikannya. – @Canunkamil & @Fufuelmart – Romantic Couple Trainer & Writer, penulis bestseller “Jodoh Dunia Akhirat”

Cinta bukan kenikmatan sekarang, tapi kebahagiaan yang dijelang
Cinta itu bukan yang membuat tegang, namun yang meneduhkan lagi tenang
Cinta tak membuatmu maksiat terlarang, cinta harusnya menunjukkan jalanterang
Semoga “Tausiyah Cinta” ini dapat membantu mendefinisikan cinta sejati
@felixsiauw – Penulis #

Buku ini buku tentang cinta, iya, cinta yang sedang menulis, tulisan tentang cinta yang selalu membuat  jiwa melow saya yang sering kesirep dengan hal hal yang melelehkan sungai di ujung mata, buku tentang cinta dalam diam, cinta yang tidak diketahui oleh orang yang kita cintai, cinta yang tak harus berucap cinta, cinta ini hanya mengenal kata rindu, yang jusru rasanya lebih dalam dari yang seharusnya terucap, diam karena takut dengan azab ALLAH yang mengharamkan pacaran, diam karena menjaga mulianya diri, diam karena dia tahu bahwa urusan hati adalah milik dia dengan ALLAH jadi cukup hanya ALLAH yang tahu, inilah yang dimaksud dengan tidak hanya menghijabkan diri, tapi juga menghijabkan hati, hatinya terjaga dari hal hal yang diharamkan ALLAH, subhanallah, selamat membaca buku cinta bagian dari Tauziah cinta – Salam Ade a.k.a Rindu by @rindu_ade

»Baca Selengkapnya...
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Hanya Ini Yang Ada Padaku

Ya Allah...
Ini air mataku yang tumpah karena menyesali dosa
Ini sujudku yang menginsafi rasa kehambaan diri
Ini tanganku yang memohon keampunan dan rahmat-Mu.

Ini wajahku yang menghadap-Mu dengan rasa kehinaan
air mataku, sujudku, tanganku dan wajahku ini sebagai saksi diakhirat...
Bahwa aku pernah merintih keampunan daripada-Mu.

Jadikanlah air mataku, sujudku, tanganku dan wajahku ini
sebagai pemayung ketika panas terik di Padang Mahsyar...
Sesungguhnya tidak tertanggung olehku akannya.
Jadikanlah air mataku, sujudku, tanganku dan wajahku ini
sebagai pemberat ketika amalanku ditimbang.

Sesungguhnya terlalu gentar hati ini
apabila air mataku, sujudku, tanganku, dan wajahku ini
sebagai penyelamat ketika diarak ke dalam neraka-Mu...
Sesungguhnya tiada amalanku yang layak untuk menyelamatkan diri.

Ya Rabb......
Tiada amalanku yang dapat dipersembahkan sempurna kepada-Mu...
karena kebaikanku telah ditembusi kejahatanku.
Melainkan hanya ini yang yang harapan...
air mata penyesalan, sujud seorang hamba..
tangan yang sentiasa mengharap rahmat-Mu
dan wajah yang malu memandang-Mu.

Meskipun rayuan setinggi gunung, namun...
kesangsian datang di celah harapan.
Apakah air mata yang mengalir
seikhlas air mata penyesalan Nabi Adam selamai 200 tahun
hingga bumi terbelah menjadi sungai ?

Apakah sujudku ini sehebat Uwais Al Qarni
yang merintih hingga dinihari ?

Apakah tanganku ini menadah serta bermohon tangan Siti Mariam
yang merayu ke hadirat Illahi ?

Apakah wajahku yang
mengadap-Mu ini seperti Rabiatul Adawiyah
yang mengadap-Mu dengan rasa kehinaan ?
Semua kesangsian ini Ya Allah
mendatangkan kegentaran di dada untuk mengadap-Mu...
Tetapi.....
Hanya ini yang ada padaku.
»Baca Selengkapnya...
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS