Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Post Icon

Mutiara Hikmah Sahabat Rasulullah SAW


Mutiara Hikmah
Sahabat Rasulullah SAW

1.      Abu Bakar Ash Shiddiq r.a.
Salah satu kejadian penting adalah ketika wafatnya Rasulullah SAW, Abu Bakar dapat melenyapkan kebingungan kaum muslimin dengan kalimatnya yang tegas dan penuh hikmah :

"Barang siapa yang mengabdi kepada Nabi Muhammad maka sesungguhnya Nabi Muhammad telah wafat ! Dan barang siapa mengabdi kepada Allah SWT, maka sesungguhnya Allah SWT hidup dan takkan mati selama-lamanya ... !"

Selanjutnya kekhalifahan pertama berada pada pundak Abu Bakar. Pertama kalinya ia tampil di khalayak ramai dengan pidatonya yang penuh hikmah :


"Hai kaum muslimin, saya telah diangkat sebagai pemimpin kalian, tetapi itu tidak berarti bahwa saya adalah yang terbaik di antara kalian. Maka jika saya benar, bantulah, dan jika saya salah, betulkanlah. Ingatlah, orang yang lemah diantara kalian menjadi kuat di sisiku, hingga saya serahkan haknya kepadanya. Dan ingatlah, orang yang kuat diantara kalian menjadi lemah di sisiku, hingga saya ambil yang bukan haknya daripadanya. Taatilah saya selama saya menaati Alla hdan RasulNya ! Dan jika saya tidak taat, maka tidak ada keharusan bagi kalian untuk menaatiku"

Hikmah lainnya kita temui dari sikapnya yang lebih suka mengganjal perutnya dengan 2 buah batu, daripada harus menyumpal mulutnya dengan makanan yang tidak diketahui halal-haramnya. Bahkan jika termakan yang haram dan baru diketahui setelah sampai di lambuingnya, ia berkata :

"Demi Allah, seandainya saya tak dapat mengeluarkannya kecuali bersama nyawaku, pastilah saya keluarkan juga ! Saya pernah mendengar Rasulullah bersabda : 'Setiap anggota badan yang tumbuh dari barang haram, maka api neraka lebih layak untuk melayaninya !' Maka saya takut jika anggota badanku akan tumbuh dari sesuap makanan yang haram ini !"

2.      Abu Dzar Al Ghifari r.a.
Hikmah dari beliau dapat kita ambil ketika ia duduk sambil menyampaikan sebuah hadits :

"Aku diberi wasiat oleh junjunganku dengan tujuh perkara : Disuruhnya aku agar menyantuni orang-orang miskin dan mendekatkan diri kepada mereka. Disuruhnya aku melihat kepada orang yang dibawahku dan bukan yang di atasku. Disuruhnya aku agar tidak meminta sesuatu kepada orang lain. Disuruhnya aku agar menghubungkan tali silaturrahim. Disuruhnya aku agar mengatakan yang haq walaupun pahit. Disuruhnya aku agar dalam menjalankan agama Allah, tidak takut akan celaan. Dan disuruhnya agar banyak menyebut 'Laa haula walaa quwwata illa billah'."

3.      Abdullah bin Mas'ud r.a.
Al Qur'an sebagai sumber hikmah yang telah dikaruniakan Allah kepada Ibnu Mas'ud dituturkannya dengan ketawadhu'an :

"Tidak suatu pun dari Al Qur'an itu diturunkan, kecuali aku mengetahui mengenai peristiwa apa diturunkannya. Dan tidak seorang pun yang lebih mengetahui tentang kitab Allah daripadaku. Dan sekiranya aku tahu ada seseorang yang dapat dicapai dengan berkendaraan unta dan ia lebih tahu Kitabullah daripadaku, pastilah aku akan menemuinya. Tetapi aku bukanlah yang terbaik diantaramu !"

Ia juga berbicara tentang pekerja dengan hikmah sebagai berikut :

"Saya amat benci melihat seseorang laki-laki yang menganggur tak ada usahanya untuk kepentingan dunia, dan tidak pula untuk kepentingan akhirat."

Dan diantara hikmah kata-katanya yang bersayap adalah :

"Sebaik-baik kaya adalah kaya hati, sebaik-baik bekal ialah taqwa, seburuk-buruk buta ialah buta hati, sebesar-besar dosa ialah berdusta, sejelek-jelek usaha ialah memungut riba, seburuk-buruk makanan ialah memakan harta anak yatim, siapa yang memaafkan orang akan dimaafkan Allah, dan siapa yang mengampuni orang akan diampuni Allah ..."

4.      Abu Ubaidah Ibnul Jarrah r.a.
Padanya orang-orang Syiria ta'jub dengan kekuatan, kebesaran dan sifat amanahnya sebagai panglima besar. Namun itu semua hanya ditanggapi Abu Ubaidah dengan ketawadhuan dari pidatonya sebagai berikut :

 "Hai ummat manusia ! Sesungguhnya saya ini adalah seorang muslim dari Quraisy. Dan siapa saja diantara kalian, baik yang berkulit merah atau hitam, yang lebih taqwa daripadaku, hatiku ingin sekali berada dalam bimbingannya."

5.      Abu Darda' r.a.
Para sejarawan menjuluki Abu Darda' sebagai salah seorang ahli hikmah. Buktinya, bacalah isi surat yang dikirimkannya kepada sahabatnya ini :

"Arkian ... tidak satupun harta kekayaan dunia yang kamu miliki, melainkan sudah ada orang lain yang memilikinya sebelum kamu, dan akan ada terus orang lain memilikinya sesudah kamu ! Sebenarnya yang kamu miliki dari dunia, hanyalah sekedar yang telah kamu manfaatkan untuk dirimu. Maka utamakanlah diri itu dari orang yang untuknya kamu kumpulkan harta itu yaitu anak-anakmu yang bakal mewarisimu. Karena dalam mengumpul-ngumpul harta itu kamu akan memberikannya kepada salah satu diantara dua : Adakalanya kepada anak shaleh yang beramal dengannya guna mentaati Allah, maka ia berbahagia diatas segala penderitaanmu. Dan adakalanya pula kepada anak durhaka yang mempergunakan untuk maksiat, maka engkau lebih celaka lagi dengan harta yang telah kamu kumpulkan untuknya itu. Maka percayakanlah nasib mereka kepada rizqi yang ada pada Allah, dan selamatkanlah dirimu sendiri !"

Ia juga berkata :

"Kebaikan bukanlah karena banyak harta dan anak-pinakmu tetapi kebaikan yang sesungguhnya ialah bila semakin besar rasa santunmu, semakin bertambah banyak ilmumu, dan kamu berpacu menandingi manusia dalam mengabdi kepada Allah Ta'ala."

6.      Ubai bin Ka'ab r.a
"Selamat bagimu atas ilmu yang kaucapai," itulah yang diucapkan Rasulullah SAW kepada Ubai bin Ka'ab atas jawabannya terhadap pertanyaan beliau. Untuk itu tak ada salahnya kita renungkan hikmah-hikmah dari ucapan sahabat yang dipuji oleh Rasulullah ini.

Diantaranya ia pernah berkata :

"Selagi bersama Rasulullah tujuan kita satu ... tetapi setelah ditinggalkan beliau tujuan kita bermacam - macam, ada yang ke kiri dan ada yang ke kanan !"

Mengenai dunia, Ubai pernah melukiskannya sebagai berikut :

"Sesungguhnya makanan manusia itu sendiri, dapat diambil sebagai perumpamaan bagi dunia, biar dikatakannya enak atau tidak, tetapi yang penting menjadi apa nantinya ?"

7.      Umar bin Khattab r.a.
Taburan hikmah terasa penuh dalam pribadi Amirul Mu'minin yang satu ini. Salah satunya ada dalam pidato beliau sewaktu diangkat menjadi khalifah :

"Hai ummat Muhammad, saya telah diangkat menjadi pemimpin kalian. Seandainya tidaklah didorong oleh harapan bahwa saya akan menjadi orang terbaik dari kalian, orang yang terkuat dari kalian, dan orang yang paling teguh menunjang urusan-urusan kalian, tidaklah saya akan bersedia menerima jabatan ini. Sungguh berat bagi Umar, menunggu datangnya saat perhitungan. Jabatan yang saya pangku sebagai khalifah tuan-tuan sekali-kali tidaklah merubah akhlaq dan budi pekerti saya. Karen akebesaran itu hanyalah milik Allah semata dan sedikit pun tak ada milik hamba padanya."

Dalam soal pengangkatan gubernur, Khalifah Umar memiliki garis hikmah prinsip tersendiri, seperti dalam perkataannya :

"Barangsiapa mengangkat orang kesayangan atau keluarganya untuk memegang jabatan, yang tak ada alasan untuk mengangkatnya selain karena hubungan keluarga dan kasih sayang, maka ia telah maengkhianati Allah dan RasulNya serta orang-orang beriman."

Sedangkan hikmah ungkapannya tentang manusia adalah berkata :

"Orang yang paling saya sukai diantara tuan-tuan sebelum saling mengenal adalah yang paling baik riwayat hidupnya. Dan jika tuan-tuan telah berbicara, maka yang paling saya sukai adalah orang yang jelas pembicaraannya. Kemudian jika kita telah saling mengenal, maka yang paling saya sukai adalah orang yang paling baik perbuatannya."

8.      Bilal bin Rabah r.a
Muadzin di zaman Rasulullah SAW ini patut dicontoh oleh generasi masa kini, dalam hikmah ketika dia meminang wanita untuk diperistrinya dan untuk saudaranya :

"Saya ini Bilal, dan ini saudaraku, kami berasal dari budak bangsa Habsyi. Pada mulanya kami berada dalam kesesatan kemudian diberi petunjuk oleh Allah, dahulu kami budak-budak beliau lalu dimerdekakan oleh Allah. Jika pinangan kami Anda terima Alhamdulillah - segala puji bagi Allah, dan seandainya Anda tolak, maka Allahu Akbar, Allah Maha Besar !"

9.      Miqdad bin 'Amr r.a.
Kobaran hikmah semangat jihad bisa menyala dalam dada kita tatkala Miqdad berkata kepada Rasulullah :

"Ya Rasulullah, teruslah laksanakan apa yang dititahkan Allah, dan kami akan bersama Anda ! Demi Allah kami tidak akan berkata seperti yang dikatakan Bani Israil kepada Musa : Pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah, sedangkan kami akan duduk menunggu di sini. Tetapi kami akan mengatakan kepada Anda : Pergilah Anda bersama Tuhan Anda dan berperanglah sementara kami ikut berjuang di samping Anda ! Demi yang telah mengutus Anda membawa kebenaran ! Seandainya Anda membawa kami melalui lautan lumpur, kami akan berjuang bersama Anda dengan tabah hingga kami mencapai tujuan, dan kami akan bertempur di sebelah kanan dan sebelah kiri Anda, di bagian depan dan bagian belakang Anda, sampai Allah memberi Anda kemenangan !"

10.  Utsman bin Mazh'un r.a.
Sahabat beikut ini memiliki hikmah yang digubahnya dari syair yang berisikan sindiran peringatan terhadap saudaranya, Umayah bin Khalaf, yang menimpakan siksa kepadanya. Mari kita dengarkan ia bersenandung :

Kamu melengkapi panah dengan bulu-bulunya
Kamu runcing ia setajam-tajamnya
Kamu perangi orang-orang yang suci lagi mulia
Kamu celakakan orang yang berwibawa
Ingatlah nanti saat bahaya datang menimpa
Perbuatanmu akan mendapat balasan dari rakyat jelata

11.  'Ashim bin Tsabit Al-Anshari r.a.
Beliau gugur sebagai syahid tatkala pasukan penyelidik yang dipimpinnya ata titah Rasulullah SAW tercium oleh pihak musuh, yang terdiri dari seratus orang pemanah. Yang pada akhirnya kesepuluh orang tim penyelidik yang dipimpinnya ini dikepung dan diminta menyerahkan diri. Kesepuluh orang ini menunggu isyarat 'Ashim, namun ia berteriak menyatakan :

"Adapun aku, demi Allah aku tak akan turun, mengemis perlindungan orang musyrik ! Ya Allah, sampaikanlah keadaan kami ini kepada NabiMu !"

12.  Abdullah bin Zubeir r.a.
Tentang bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap kebathilan, Abdullah bin Zubeir berkenan menuangkan hikmah dalam kata kunci berikut :

"Terhadap hal bathil tiada tempat berlunak lembut kecuali bila geraham dapat mengunyah batu menjadi lembut."
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar